cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman
ISSN : 08520720     EISSN : 25023616     DOI : 10.30821
MIQOT: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman is a peer reviewed academic journal, established in 1976 as part of the State Islamic University of North Sumatra Medan (see: video), dedicated to the publication of scholarly articles in various branches of Islamic Studies, by which exchanges of ideas as research findings and contemporary issues are facilitated. MIQOT is accredited as an academic journal by the Ministry of Education and Culture, Republic of Indonesia (SK Dirjen Dikti No. 040/P/2014) valid through February 2019. Miqot welcomes contributions of articles in such fields as Quranic Studies, Prophetic Traditions, Theology, Philosophy, Law and Economics, History, Education, Communication, Literature, Anthropology, Sociology, and Psychology.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 46, No 2 (2022)" : 8 Documents clear
THE INTERNALIZATION OF BANJARAN CULTURAL CHARACTER VALUES IN MUSTAFAWIYAH ISLAMIC BOARDING SCHOOL, PURBABARU Agus Salim Salabi; Muhammad Anggung Manumanoso Prasetyo
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 46, No 2 (2022)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v46i2.900

Abstract

Abstract: Islamic boarding school is connected to the execution of ideas through organizational culture. The term Banjaran culture is referred to the significant knowledge which can develop students' attitudes and behaviors. Following the assumption of reflective practice, this study critically investigates the suitability of cultural values. Data were collected from the deputy secretary, Mr. Mukhlis Lubis as the representatives of school leaders, head caregivers, and senior students using a qualitative paradigm as well as phenomenological methodologies. The results showed that internalization occurred at several managerial levels. Meanwhile, the Banjaran culture is accomplished as a distinguishing element, a mutual commitment-forming, and helps to generate a stable social structure, as well as develop students' characters. The value of independence, creativity, entrepreneurial motivation, religiosity, communication, social interaction, mental and physical resilience, moderation, tolerance, and ukhuwah (friendship and kinship) are parts of the qualities created by its internalization.Abstrak: Eksistensi pesantren tidak terlepas dari implementasi nilai dalam bentuk budaya organisasi. Budaya banjaran dimaknai sebagai pemahaman tentang nilai pesantren yang mampu membentuk sikap dan perilaku santri. Penelitian ini secara kritis mengkaji kesesuaian nilai-nilai budaya banjaran dengan asumsi praktik reflektif. Penelitian menggunakan paradigma kualitatif dengan metode fenomenologi. Informan kunci adalah wakil sekretaris Pesantren Musthafawiyah Purbabaru, Ayah Mukhlis Lubis sebagai perwakilan pimpinan pesantren, kepala pengasuh, dan santri senior pengurus organisasi. Hasil penelitian menunjukkan internalisasi dilakukan melalui tahapan manajerial sedangkan fungsionalisasi budaya banjaran dalam pengembangan karakter santri melalui empat karakteristik utama budaya banjaran, yaitu: menjadi faktor pembeda; pembentuk komitmen bersama; penciptakan sistem sosial yang stabil; pembentuk perilaku dan sikap santri. Nilai yang terbangun dari budaya banjaran adalah nilai kemandirian, nilai inovasi dan kreativitas, nilai motivasi kewirausahaan, nilai religiositas, nilai komunikasi, nilai sosial kemasyarakatan, nilai ketahanan mental dan fisik, nilai moderasi yang menghargai perbedaan, nilai toleransi, nilai ukhuwah (persahabatan dan kekeluargaan).Keywords: Banjaran culture: Islamic boarding school culture: character building, Musthafawiyah
CONTEMPORARY FATWAS OF AL WASHLIYAH FATWA COUNCIL WITH REFERENCE TO NON-MUSLIM LEADERS, COMMUNISM AND AHMADIYYA Irwansyah Irwansyah; Nawir Yuslem; M. Jamil
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 46, No 2 (2022)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v46i2.819

Abstract

Abstrak: Al Jam’iyatul Washliyah merupakan organisasi Islam dengah jumlah pengikut yang signifikan. Studi tentang organisasi ini, terutama fatwa-fatwa keagamaannya, masih jarang dilakukan. Artikel ini mengkaji fatwa-fatwa Al Wasliyah tentang pemimpin non-Muslim, komunisme dan Ahmadiyah. Studi ini merupakan studi kepustakaan dengan pendekatan historis dan legal normatif. Sumber data primer penelitian ini adalah dokumen-dokumen milik Dewan Fatwa Al Washliyah, sedangkan sumber sekundernya adalah hasil-hasil penelitian para ahli tentang topik yang dibahas. Data dianalisis dengan metode analisis isi. Studi ini mengajukan argumen bahwa Al Washliyah yang menganut mazhab Syafi‘i dan Ahl al-Sunnah wa al-Jama‘ah memberikan respons terhadap ragam soal keagamaan kontemporer, terutama terkait hukum memilih pemimpin dari kalangan non-Muslim, kedudukan hukum komunis, dan Ahmadiyah. Pandangan organisasi ini tegas, bahwa haram memilih non-Muslim sebagai pemimpin, komunis adalah kelompok kafir, dan Ahmadiyah adalah aliran sesat. Pandangan keagamaan Al Washliyah ini menegaskan posisi Al Washliyah sebagai kelompok Islam tradisional di Indonesia, dan cenderung menolak pemahaman liberal.Abstract: Al Jam'iyatul Washliyah is an Islamic organization with a significant number of followers. Studies on this organization, especially its religious fatwas, are still very limited. This article examines Al Wasliyah's fatwas on non-Muslim leaders, communism and Ahmadiyah. This study is a literature study with historical and legal normative approaches. The primary data sources of this study are documents belonging to the Fatwa Council of Al Washliyah, while the secondary sources are the results of research by experts on the topics discussed. The data is analyzed using the content analysis method. This study argues that Al Washliyah, which adheres to the Shafi'i school of thought and Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah, responds to a variety of contemporary religious issues, especially related to the law of electing leaders from among non-Muslims, the legal position of communists, and Ahmadiyya. The organization's view is firm, that it is forbidden to elect non-Muslims as leaders, communists are infidels, and Ahmadiyya is a cult. Al Washliyah's religious views emphasize Al Washliyah's position as a traditional Islamic group in Indonesia, and tend to reject liberal understanding.Keywords: Al Washliyah, fatwa, non-Muslim leaders, comunism, Ahmadiyah 
DEPICTHING HALAL VALUE CHAIN WITHIN GONTOR ALUMNI PESANTREN FORUM (FPAG) Lamya Nurul Fadhilah; Syamsuri Syamsuri
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 46, No 2 (2022)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v46i2.980

Abstract

Abstract: One of the strategies in developing the halal value chain ecosystem is to create synergies that involve Pesantren's MSME units and make its involved parties in building human resources for the halal industry in Indonesia. This could be realized through the Pesantren economic empowerment by developing a supportive ecosystem. However, there are various kinds of obstacles that hinder its development. Such problems from marketing, management, capability, and finance, both in terms of quality and quantity, affect management and development. Therefore the researcher takes a position in this research by examining and analyzing problems, solutions, and appropriate strategies related to the Pesantren economic empowerment to drive halal value chains through the Analytic Network Process approach. This study found that the problem of pesantren economic empowerment is the lack of human resource skills. At the same time, the problem of the halal value chain is the low literacy of halal development instruments.Abstrak: Salah satu strategi dalam mengembangkan ekosistem rantai nilai halal ialah menciptakan sinergi yang melibatkan unit UMKM Pesantren dan menjadikan pesantren sebagai pihak aktif dalam membangun sumber daya manusia industri halal di Indonesia. Hal ini dapat diwujudkan melalui pemberdayaan ekonomi pesantren dengan pengembangan ekosistem yang mendukung. Akan tetapi terdapat berbagai macam kendala yang menghambat pengembangannya. Seperti permasalahan dari aspek marketing, manajemen, kapabilitas, dan keuangan baik dari segi kualitas ataupun kuantitas, sehingga berpengaruh dalam pengelolaan serta pengembangannya. Oleh karena itu peneliti mengambil posisi dalam penelitian ini dengan menempatkan fokus penelitian untuk mengkaji serta menganalisa permasalahan, solusi, dan strategi yang tepat terkait pemberdayaan ekonomi pesantren dalam upaya penggerakan halal value chain, melalui pendekatan Analytic Network Process (ANP). Penelitian ini menemukan bahwa masalah pemberdayaan ekonomi pesantren adalah kurangnya keterampilan sumber daya manusia. Sedangkan permasalahan rantai nilai halal bersumber dari permasalahan rendahnya literasi instrumen pembangunan halal.Keywords: Economic Empowerment, Pesantren, Halal Value Chain.
PROBLEMS IN TEACHING ARABIC IN INDIA WITH SPECIAL REFERENCE TO JAMIA MILLIA ISLAMIA Mohammad Ayub Nadwi
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 46, No 2 (2022)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v46i2.981

Abstract

Abstract: The contribution of India in the development of the Arabic language has been realized since a long time ago and it has a long history because of Urdu language has become a small part of the Arabic language besides that the cultures and civilizations that exist in India have something in common. Likewise, the establishment of Islamic and general education centers that pay attention to learning Arabic shows that there is a close historical relationship with this country. This paper describes some of the conditions for the development of Arabic language learning at the Jamia Millia Islamic University-New Delhi India using library research methods and evidence obtained in the field to support them.Abstrak: Peran besar India dalam pengembangan Bahasa Arab sudah lama terwujud dan bahkan memiliki sejarah yang cukup panjang. Hal itu dikerenakan bahasa Urdu telah menjadi bagian kecil dari bahasa Arab disamping itu kebudayaan dan peradaban yang ada di India memiliki kesamaan. Demikian juga berdirinya pusat-pusat Pendidikan Islam maupun umum yang membarikan perhatiannya terhadap pembelajaran Bahasa Arab menunjukkan adanya hubungan sejarah yang erat dari negara ini. Tulisan ini memaparkan beberapa kondisi pegembangan pembelajaran Bahasa Arab di Universitas Islam Jamia Millia-New Delhi India dengan menggunakan metode penelitian perpustakaan dan bukti-bukti yang didapatkan di lapagan untuk mendukungnya.Keywords: Arabic Language, Jamia Millia Islamic University, India and Learning
CONSTRUCTIVISM AND TEACHING DESIGN: In Search of An Appropriate Learning Process of Sharia Entrepreneurship For Pesantren-Based University JM Muslimin; Reksiana Reksiana; Wildan Munawar
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 46, No 2 (2022)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v46i2.969

Abstract

Abstract: The development and ever-changing curriculum of university offers some possibilities for socio-educational innovation of the high-level education. It includes Pesantren-based University. Constructivist learning process may further develop such an innovation. It is designed as a flexible curriculum and multi-interpretable model of implementation and adjustable contents of learning with high focus to the practice and disseminating of knowledge. Surely, it may pave the way for designing and creating socio-educational engineering, such as building strong character and high focus to the disseminating and practice of sharia entrepreneurship. This study aims to designing constructive model of learning to disseminate and create a strong bones and practical type of sharia entrepreneurship in the milieu of Islamic boarding school (Pesantren) as it is reflected in the Pesantren Darunnajah. The research method is done through evaluative instrumental method of curriculum accompanied by critical review of learning process theories. It is done based on library research, qualitative approach as well as constructive model. It offers agenda setting of socio-educational reference and applicative model. It deserves to produce and contribute an authentic result, while such a constructive framework of educational inquiry is still rare and in the process of becoming. The result be it is proven that constructive learning process can be an alternative for developing concept as well as practical model for Pesantren-based University.Abstrak: Perkembangan dan kurikulum universitas yang terus berubah menawarkan beberapa kemungkinan untuk inovasi sosio-pendidikan dari pendidikan tingkat tinggi. Termasuk Universitas berbasis Pesantren. Proses pembelajaran konstruktivis dapat lebih mengembangkan inovasi semacam itu. Ini dirancang sebagai kurikulum yang fleksibel dan model implementasi multi-interpretable dan isi pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan fokus tinggi pada praktik dan penyebaran pengetahuan. Tentunya dapat membuka jalan untuk merancang dan menciptakan rekayasa sosio-edukasi, seperti membangun karakter yang kuat dan fokus yang tinggi hingga sosialisasi dan praktik kewirausahaan syariah. Penelitian ini bertujuan untuk merancang model pembelajaran yang konstruktif untuk menyebarluaskan dan menciptakan tipe kewirausahaan syariah yang kuat dan praktis di lingkungan perguruan tinggi Islam (Pesantren) seperti yang terefleksikan dari Pesantren Darunnajah. Metode penelitian dilakukan melalui metode kurikulum instrumental evaluative disertai dengan kajian kritis terhadap teori proses pembelajaran. Hal ini dilakukan berdasarkan penelitian kepustakaan, pendekatan kualitatif serta model konstruktif. Menawarkan agenda setting referensi sosio-pendidikan dan model aplikatif. Ia layak untuk menghasilkan dan menyumbangkan hasil yang otentik, sementara kerangka konstruktif penyelidikan pendidikan seperti itu masih jarang dan dalam proses menjadi. Hasilnya adalah terbukti bahwa proses pembelajaran yang konstruktif dapat menjadi alternatif untuk mengembangkan konsep maupun model praktis untuk Universitas berbasis Pesantren.Keywords: Constructivism, Design Model, Pesantren-based University, Sharia Entrepreneurship.
CONSIDERING MURABAHAH GOLD FINANCING PRACTICE IN ACEH WITH REFERENCE TO ISLAMIC BANKING AND SHARIA PAWNSHOP Munawar Khalil; Ismaulina Ismaulina
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 46, No 2 (2022)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v46i2.915

Abstract

Abstract: The purpose of the study was to determine the implementation of gold murabahah financing for Islamic banking and Sharia pawnshops, the reasons for the differences in implementation, and their suitability in the Islamic economic perspective. In principle, the implementation of financing gold murabahah of sharia banking and sharia pawnshops is similar in form. But what distinguishes it lies in the technique of contracting and the transaction of delivery of goods. For example, customers buying gold in murabahah can take the purchase gold directly without waiting for the installment to be paid off and if the gold is available, and provide collateral with other goods, but in some other Islamic banks, the goods purchased must be used as collateral so that in this Islamic banking using a double contract, namely the murabahah contract at the time of purchase of goods,  Then the rahn contract (pawn) when the goods are used as collateral. This is the same as the practice carried out by sharia pawnshops in Aceh province. As such, it can be concluded that the implementation of gold murabahah financing in Islamic financial institutions according to the Islamic economy is in accordance with Islamic economic principles.Abstrak: Tujuan penelitian untuk mengetahui pelaksanaan pembiayaan murabahah emas perbankan syariah dan pegadaian syariah, alasan terjadinya perbedaan pelaksanaan, serta kesesuaiannya dalam perspektif ekonomi Islam. Pada prinsipnya pelaksanaan pembiayaan murabahah emas perbankan syariah maupun pegadaian syariah sama. Namun yang membedakannya terletak pada teknik akad dan transaksi penyerahan barang. Seperti, nasabah membeli emas secara murabahah bisa mengambil langsung emas pembeliannya tanpa menunggu angsuran lunas dan jika emas sudah tersedia, dan memberikan agunan dengan barang lainnya, namun ada di beberapa perbankan syariah lainnya, barang yang dibeli harus dijadikan  sebagai barang jaminan sehingga pada perbankan syariah ini menggunakan akad rangkap yakni akad murabahah pada saat pembelian barang, lalu akad rahn (gadai) pada saat barang tersebut dijadikan sebagai jaminan. Hal ini sama dengan praktek yang dijalankan oleh pegadaian syariah yang ada di provinsi Aceh. Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembiayaan murabahah emas di lembaga keuangan syariah menurut ekonomi syariah telah sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi syariah. Keywords: Islamic economics, financing, murabahah, shariah banking, and sharia pownshop
THE POSITION OF NEGERI SERDANG SULTANATE (1865-1946) TOWARDS ISLAMIC LEGAL DEVELOPMENT Nispul Khoiri
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 46, No 2 (2022)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v46i2.902

Abstract

Abstract: This study aims to determine the form of legal policy of the Serdang State Sultanate in strengthening fiqh & fiqh proposals. Strategic steps of the Sultan’s legal policy in strengthening fiqh & fiqh proposals in the State of Serdang. The research is normative legal research and empirical law. These two types of research are deliberately carried out in order to search for deeper data. Normative research is theoretical research, comparative philosophical structures and others. The results of the study show: First, the Sultanate of Serdang has succeeded in putting in the form and construct of legal policies that are accommodative, open and democratic in nature. Second, the legal policies of the Serdang Sultanate in strengthening fiqh & fiqh proposals can be seen in: (1). Encouraging the creation of personal fatwas carried out by scholars in responding to various problems that arise. (2). Encouraging the creation of institutional fatwas, in which the Sultan has established an Islamic legal institution called the Syar’i Council, is an attempt by the Sultan to introduce the mufti institution as the institution responsible for giving religious and social fatwas.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui  bentuk kebijakan hukum Kesultanan Negeri Serdang dalam penguatan usul fikih & fikih. Langkah strategis kebijakan hukum Sultan dalam penguatan usul fikih & fikih di Negeri Serdang. Penelitian adalah penelitian hukum normatif dan hukum empiris, Kedua jenis penelitian ini sengaja dilakukan guna pencarian data lebih dalam. Penelitian normatif adalah penelitian teori, filosofis  perbandingan struktur dan lainnya. Hasil penelitian menunjukkan : Pertama, Kesultanan Serdang  berhasil meletakkan bentuk dan konstruk kebijakan hukum yang sifatnya akomodatif, terbuka dan demokratis. Kedua, kebijakan hukum Kesultanan Serdang  dalam penguatan usul fikih & fikih dapat dilihat pada : (1). Mendorong terciptanya  fatwa personal yang dilakukan oleh para ulama dalam menjawab berbagai persoalan yang muncul.  (2). Mendorong terciptanya fatwa kelembagaan, dimana Sultan telah mendirikan sebuah lembaga hukum Islam yang disebut dengan Majelis Syar’i, merupakan upaya Sultan memperkenalkan lembaga mufti sebagai institusi yang bertanggung jawab untuk memberikan fatwa agama dan sosial.Keywords: Fiqh/Fiqh proposal, Legal policy, Sultan of Serdang
ULAMA, AL WASHLIYAH AND KNOWLEDGE IN MODERN INDONESIA (1930-1980) Ja'far Ja'far
MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman Vol 46, No 2 (2022)
Publisher : State Islamic University North Sumatra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/miqot.v46i2.984

Abstract

Abstrak: Artikel ini mengkaji peran ulama Al Washliyah dalam pengembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Studi ini merupakan studi kepustakaan, dengan menerapkan model penelitian sejarah Kuntowijoyo. Penelitian ini menggunakan pendekatan historis dan filosofis, dengan analisis teori al-Attas tentang klasifikasi ilmu. Tujuan studi ini adalah untuk menemukan ulama-ulama Al Washliyah dalam rentang tahun 1930 sampai 1980 yang berperan penting dalam mengembangkan ilmu pengetahuan di Indonesia. Studi ini mengajukan argumen bahwa ulama-ulama Al Washliyah telah mengambil peran penting dalam mengembangkan dua jenis ilmu, yaitu ilmu-ilmu religius; dan juga ilmu-ilmu rasional, intelektual dan filosofis, meskipun perhatian mereka lebih banyak ditujukan pada jenis ilmu yang pertama. Karya-karya mereka meliputi bidang Alquran, al-sunnah, al-syariah, teologi, metafisika Islam (tasawuf), ilmu-ilmu linguistik, perbandingan agama, kebudayaan dan peradaban Barat, dan sejarah Islam. Mereka menulis dengan menggunakan aksara Latin (bahasa Indonesia), aksara Arab (bahasa Arab) dan aksara Jawi (Arab Melayu). Karya-karya ulama Al Washliyah telah menjadi referensi bagi murid-murid mereka dan juga kaum Muslim di Sumatera Timur dan Aceh. Sebagian dari karya mereka masih terus menjadi buku daras di sejumlah madrasah. Ini menunjukkan bahwa karya-karya mereka masih diminati sebagai bukti bahwa pengaruh ulama-ulama Al Washliyah masih terasa. Abstract: This article examines the role of Al Washliyah ulamas in the development of knowledge in Indonesia. This study is a literature study, by applying Kuntowijoyo’s model, and utilizing historical and philosophical approach. Al-Attas' theory of the classification of knowledge will be used as a tool to analyze the topic of this study. The aim of this study is to find Al Washliyah scholars from 1930 to 1980 who played an important role in developing knowledge in Indonesia. This study argues that Al Washliyah ulamas have taken an important role in developing two types of knowledge, namely religious sciences; as well as the rational, intellectual and philosophical sciences, although their attention is more directed to the former. Their works cover the fields of the Qur’an, sunnah, shariah, theology, Islamic metaphysics (tasawuf), linguistics, comparative religion, philosophy, and history. They wrote using Latin script (Indonesian), Arabic script (Arabic) and Jawi script (Malay Arabic). The works of Al Washliyah ulamas have become a reference for their students and Muslims in East Sumatra and Aceh. Some of their works are still used as textbooks in a number of madrasas. This shows that their works are still in demand as proof that the influence of Al Washliyah scholars left an important mark.Keywords: ulama, Al Washliyah, classification of knowledge, religious sciences, rational sciences

Page 1 of 1 | Total Record : 8